Macam-macam Angin Muson di Indonesia
Menurut BMKG, Indonesia terkena dampak dari dua macam angin Monsun. Apa saja macam angin muson di Indonesia itu? Dua macam angin muson di Indonesia yaitu Angin Muson Timur (dari Benua Australia) dan Angin Muson Barat (dari Benua Asia).
Angin Monsun Timur adalah angin muson yang rata-rata bertiup dari arah timur hingga tenggara dan bertiup pada bulan April sampai Oktober di setiap tahunnya. Angin Monsun Timur adalah indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia.
Pada periode ini, Matahari berada pada belahan Bumi bagian utara, terutama bagian Asia yang banyak menerima pemanasan matahari. Akibatnya suhu di Benua Asia akan tinggi dengan tekanan udara rendah, sedangkan di Benua Australia rendah dengan tekanan udara tinggi. Ini menyebabkan Indonesia melewati musim kemarau akibat angin yang membawa sedikit uap air.
Angin Monsun Barat adalah angin muson dengan rata-rata bertiup dari arah barat hingga barat laut dan bertiup pada bulan Oktober sampai April di setiap tahunnya. Angin Monsun Baratan adalah indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia.
Pada periode ini, Matahari cenderung berada di belahan Bumi bagian selatan, terutama Australia yang menerima lebih banyak panas Matahari. Akibatnya suhu di Benua Australia lebih tinggi dengan tekanan udara rendah, sedangkan suhu di Benua Asia rendah menghasilkan tekanan udara tinggi. Ini menyebabkan Indonesia memasuki musim penghujan.
Simak juga 'Langkah BMKG Antisipasi Dampak Ancaman El-Nino di Indonesia':
[Gambas:Video 20detik]
Pada tanggal 20 Maret 2024, ada fenomena menakjubkan yang bernama Equinox atau Ekuinoks. Apa saja dampaknya bagi wilayah Indonesia?
Informasi tentang adanya Equinox tertera dalam situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Disebutkan bahwa selama bulan Maret 2024, ada beberapa kejadian, mulai dari bulan baru (10 Maret), Equinox (20 Maret), hingga bulan purnama (25 Maret).
Yuk, simak penjelasan lengkap seputar fenomena Equinox di bawah ini yang mencakup pengertian dan dampaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyadur penjelasan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, Equinox adalah keadaan saat matahari melintasi ekuator sehingga siang dan malam bagi tempat-tempat di lintang 0 derajat sama panjang. Atau, saat busur siang dan busur malam matahari sama panjang bagi semua tempat di bumi dan diperkirakan terjadi pada 21 Maret dan 23 September.
Informasi tambahan, menurut situs resmi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), kata 'Equinox' berasal dari bahasa Latin, 'aequus' yang berarti sama dan 'nox' dengan arti malam. Hal ini merujuk pada lamanya waktu siang dan malam yang hampir sama ketika Equinox terjadi.
Adapun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengartikan Equinox sebagai fenomena astronomi ketika matahari mengitari garis khatulistiwa dan terjadi dua kali selama setahun, yakni pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
Lebih lanjut, fenomena tahunan ini terbagi atas 2 jenis. Keduanya adalah Vernal Equinox yang terjadi di bulan Maret dan Autumnal Equinox pada bulan September. Adapun untuk Autumnal Equinox oleh BRIN diprediksi jatuh pada 22 September 2024 mendatang.
Ketika Equinox terjadi, kerap beredar kabar seputar bahaya dan dampak yang dapat menerpa. Benarkah demikian? Dirujuk dari situs National Geographic dan Earthy Sky, ini beberapa dampak Equinox:
Nah, itulah informasi seputar fenomena Equinox dan dampaknya yang akan terjadi pada akhir bulan Maret ini. Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Seorang mantan bandar judi tingkat kampung di Ponorogo memberikan pengakuan lika-liku dunia judi di Jawa Timur bagian selatan. Bagi mereka, berjudi adalah pekerjaan.
Saya bertemu dengan Mbah Nur (56) kenalan saya yang cukup berpengalaman di dunia perjudian, akhir Januari 2022. Pada masa emasnya, tahun ‘90-an dulu, beliau aktif menjadi penjudi sampai menjadi blandar atau bandar judi dadu di Ponorogo, Jawa Timur.
Beda tempat, beda penyebutan. Daerah Trenggalek-Tulungagung, mengenal permainan yang dibandari Mbah Nur disebut “klothok” (vokal “o” diucapkan dengan bibir mecucu), ada juga yang menyebutnya “koprok”, ada yang menyebutnya “kopyok”, banyak istilah orang menyebut jenis judi ini, sedangkan di Ponorogo, disebut judi dadu.
“Permainan dadu itu menggunakan tempurung kelapa, beberan, dan mata dadu.” Mbah Nur meminta saya mencari kertas dan pulpen untuk oret-oretan. “Ini misalnya beberan Mas, ada beberapa tulisan ‘besar’ untuk prediksi total jumlah angka dadu dari 11 sampai 18. Ada juga tulisan ‘kecil’ untuk prediksi total jumlah angka dari 3 sampai 10.
Aturannya sederhana, misalnya setor Rp100 ribu dan kebetulan jumlah angkanya sesuai prediksi, maka kita memperoleh Rp100 ribu juga. Ada juga kolom angka dadu dari 1 sampai 6, jika penjudi pasang taruhan di angka 6, dan ada satu dadu yang keluar di angka 6, maka dia juga menang taruhan.
Setelah selesai dikocok, ketiga dadu tadi masih ditutup batok kelapa, peserta judi dipersilahkan memasang taruhan di atas tulisan kecil, besar, atau angka dadu. Pemenang ditentukan setelah batok kelapa dibuka.
Nantinya, kocokan dadu akan dimulai lagi setelah uang peserta yang kalah ditarik bandar, dan yang menang telah dibayar lunas.
Ada aturan khusus bernama udu betel (sebutan Ponorogo) atau clirit (Tulungagung-Trenggalek). Jika penjudi pasang taruhan di angka 3 dan 4 dan selanjutnya dadu menunjukan angka 3 dan 4 pula, maka penjudi berhak memenangkan uang taruhan awal dikali 6. Misal mulanya pasang Rp500 ribu, dia berhak mendapat Rp3 juta.
Supaya lebih mudah Anda memahaminya, saya sertakan link video judi dadu di bawah ini:
Alice Hewing dalam bukunya Something for Nothing:History of Gambling mengemukakan kalau judi ini sudah ada sejak masa Mesir kuno. Judi dadu juga sudah mulai dikenal pada masa itu. Judi dadu makin populer saat zaman Romawi kuno. Bahkan Raja Nero menganggap judi dadu sebagai bagian penting dalam kerajaan.
Menurut Mbah Nur, untuk mengelabui polisi, para penjudi itu hingga kini selalu dapat kabar jika ada operasi. Maka mereka akan segera pindah tempat. Kalaupun tidak, mereka mainnya skala kecil. Menurut pengalaman Mbah Nur, biasanya penjudi tertangkap gara-gara ada pemain dari luar. Kebetulan dia kalah lalu dia cerita ke banyak orang.
“Begitu kedatangan orang luar, kebanyakan bocor.” Kalimat ini sangat ditekankan Mbah Nur. Mungkin beliau dulu sering merugi gara-gara ulah orang-orang seperti ini.
“Tetapi kalau lingkup satu desa, ya aman.” Mbah Nur melanjutkan. Seingat Mbah Nur, durasi penahanan di waktu itu juga tidak panjang, cuma sekitar 3-4 bulan.
“Judi itu penyakit masyarakat Mas, dan judi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada kartu, dadu kodok ulo, klethek, ayam jago, banyak. Dari yang sederhana seperti tebak-tebakan nomor plat bus yang datang di terminal saja bisa. Makanya operasi polisi itu rutin, karena memang tidak bisa hilang,” Mbah Nur bicara sambil melihat-lihat beberan yang dia sketsakan tadi.
Dalam pandangan saya, judi ini mirip seperti penyakit batuk pilek. Walaupun sekarang sembuh, masih ada kemungkinan orang tersebut sakit dengan keluhan yang sama di lain hari.
“Judi pada dasarnya tempatnya orang malas. Dengan modal Rp500 ribu, lumayan kan kalau bisa menang, pikiran orang judi selalu membayangkan bisa menang terus,” tutur Mbah Nur.
“Kalahnya bandar itu kalau penjudi sudah tidak berhasrat main lagi. Misal, awalnya dia pasang sampai Rp1 juta, karena sudah dapat uang, dia cuma keluarin Rp50 ribu. Kalau kayak gitu, bandarnya sudah down. Otaknya wes bubrah, karena kembalinya uang tidak mungkin sebanyak tadi,” kenang Mbah Nur.
“Justru kalau penjudi semakin mengeluarkan banyak uang, dia makin senang,” Mbah Nur melanjutkan.
Menurut pengalaman Mbah Nur, salah satu faktor yang paling menentukan menang atau kalahnya bandar adalah mental. Mbah Nur lantas menceritakan satu aturan main dadu yang paling ditakuti bandar.
“Ada satu aturan main dadu yang ekstrim, yaitu beli semua bagian kecil, atau semua bagian besar. Jika si penjudi memprediksi angka yang keluar besar, orang lain tidak boleh ada yang pasang taruhan di kotak besar, harus kecil semua. Nanti semua uang bandar dihitung,” suara Mbah Nur mengeras.
“Jika tebakannya salah, dia harus bayar semua penjudi di bagian kecil, termasuk uang bandarnya. Kejamnya, jika angka yang keluar sesuai prediksi, maka semua uang yang dipasang di sisi kecil, sekaligus semua uang bandar yang sudah dihitung, akan menjadi miliknya.
“Kalau sudah ada penjudi yang begini, bandar bakal ngewel dan down mentalnya. Makanya gampang kalah,” Mbah Nur kembali menekankan.
Di masa Mbah Nur masih aktif, rata-rata nominal judi sekitar Rp20 rupiah. Jika punya uang banyak, mereka berani pasang sampai Rp100 ribu. Walaupun gaji Mbah Nur di waktu itu belum ada Rp1 juta.
Uang itu terbilang besar untuk ukuran tahun 1990-an. Penjudi tidak selalu bawa uang banyak. Solusinya mereka ngutang dulu. “Ya biasanya utang dulu. Penjudi itu tidak banyak memperhitungkan hal seperti itu, dan tiap lokasi judi itu pasti ada orang menyediakan utang. Sebagai ganti, nanti motor ditinggal. Pegadaian gelap cepat di lokasi tersebut.”
Zaman itu, biasanya Mbah Nur berjudi di ruko-ruko pasar, pernah di Pasar Balong, Bungkal, Jetis, Sawoo, waktu itu hampir di setiap pasar ada. Lokasi favorit lainnya yaitu di bawah pohon, dan waktu berjudinya pun tidak menentu, bisa siang bisa malam.
“Tergantung Mas, ada operasi dari polisi atau tidak. Kalau ada operasi ya nggak main,” kenang Mbah Nur sambil tertawa.
“Biasa orang berhenti berjudi gara-gara apa Mbah?” Saya membayangkan mereka berhenti ketika mendapat hidayah, bertengkar dengan istri, atau hal lain yang berhubungan dengan kesadaran diri.
“Berhentinya ya gara-gara nggak punya uang, gitu aja. Kalau ada uang, ya ikut main lagi,” ungkap Mbah Nur tanpa babibu.
Selama menjadi bandar judi dadu, Mbah Nur merasa jarang sekali kekurangan uang. Karena posisinya yang menguntungkan, selama ada yang main ke lapaknya, kemungkinan besar beliau bisa menang. Ibarat main lima kali, beliau mungkin cuma kalah satu kali.
Ketika datang ke tempat judi, bandar seperti Mbah Nur harus bawa uang banyak. Dan uang tersebut harus dipamerkan atau di-engkresi (disombongkan). “Ini lo uangnya Rp10 juta, dan ini ditumpuk di samping kita,” Mbah Nur memperagakan. Semua itu dilakukan supaya penjudi yakin sama bandar.
Orang yang sudah biasa main, mereka akan bertaruh di kotak yang sama, jika awalnya setor di sisi besar, kemudian kalah sebesar Rp1 juta, nantinya dia setor lagi Rp2 juta di sisi yang sama, begitu seterusnya. Sekali menang, dia bisa menutupi kekalahannya. “Kalau orang cari uang memang kayak gitu, setornya nggak pindah-pindah,” terang Mbah Nur.
“Judi secara langsung itu uangnya dipegang Mas, kalau uangnya menipis pasti terasa. Beda sama judi online yang viral akhir-akhir ini, karena uangnya di rekening, nggak terasa kalau uangnya habis,” Mbah Nur berkomentar tentang judi online yang menghiasi iklan Youtube-nya.
Di masa Mbah Nur aktif sebagai bandar judi, ada bermacam-macam jenis judi. Ada namanya dadu kodok ulo. Sisi-sisi dadunya ada gambar ular, kodok, klabang, sama burung, dadunya tidak kubus, tapi balok. Mainnya dengan memutar dadu tadi.
“Suaranya tirrrrrr (lidah Mbah Nur bergetar mengucap “rrr”), nanti dadunya ditutup dalam batok kelapa. Para penjudi harus diam supaya bisa mendengarkan suara “klithik” dari jatuhnya dadu. Keluarnya cuma satu sisi, antara kodok, klabang, ulo, atau burung,” Jelas Mbah Nur detail.
“Tapi kalau beda pemahat atau produk kan beda suara,” seloroh saya, mencoba mengusir kebingungan.
“Nah, makanya penjudi itu melihat alatnya juga, pernah dipakai atau dia ada pengalaman. Nggak orang ngawur main.”
Jika dalam judi kodok ulo para penjudi bisa memprediksi lewat bunyi klithik, pada judi dadu, para penjudi juga bisa memperkirakan besar dadu lewat sholahe (gerak) tangan si blandar.
“Bandar dadu itu juga sekolah tangan, dia bisa mengontrol dadunya mau dikeluarkan berapa. Sholahe ngene sholahe ngunu.” Mbah Nur mempraktikan cara beliau dulu mengolah tangannya supaya bisa memunculkan angka-angka tertentu.
“Sampean bisa?” Saya mengejar.
“Bisa, dulu diajari sama pakar-pakarnya.”
Mbah Nur mengungkapkan, waktu itu ada saja cara seorang bandar agar selalu menang. Ada yang menggunakan cara licik. “Misalnya ada yang dadunya dibor terus dipasang magnet, kemudian magnet satunya dipasang di bawah beberan. Dengan begitu, cukup mengontrol satu dadu, sudah cukup mempengaruhi besar kecilnya total angka. Pokoknya berbagai cara supaya menang.”
Film pendek tentang judi dadu di YouTube Cantik Studio.
“Ada juga yang menjepit dadunya dengan jempol.” Mbah Nur lantas mempraktekan caranya.
Selain dua jenis permainan yang dijelaskan Mbah Nur, ada juga yang namanya judi klethek. Pada permainan ini, terdapat 12 nomor tempat memasang taruhan. Benarnya tebakan ditentukan oleh kelereng yang nanti berhenti di angka pilihan penjudi. Kalau tebakannya tepat, uang awal Rp100 ribu bisa menjadi 1 juta, 10 kali lipat.
“Lo, namanya main, itu pekerjaan tetap. Bukan kesenangan. Memang untuk kehidupan,” ungkap Mbah Nur yang malah bikin saya tambah bertanya-tanya.
“Lha Njenengan dulu kan sudah ada pekerjaan tetap Mbah, kenapa masih jadi bandar dadu?” Setahu saya Mbah Nur bekerja sebagai pegawai negeri.
“Ya nekat cari uang. Tidak ada lainnya, alasan apapun ya uang. Apa lagi kalau kemarin kalah, akan lebih menggebu-gebu cari musuh buat mengejar uang yang hilang,” tegas Mbah Nur.
“Makanya, kalau modal uangnya banyak, ya kendel.”
Menurut Mbah Nur, penjudi umumnya menganggap apa yang mereka lakukan sebagai pekerjaan. “Kelihatannya nggak kerja, tapi uangnya banyak. Kebanyakan juga terlena karena menganggap besok bisa dapat uang lagi,” Mbah Nur menasehati sekaligus mencaci masa lalunya. “Kebanyakan, mereka pemalas, nggak mau jadi buruh, nggak mau ke sawah. Karena tahu enaknya cari uang.”
Mbah Nur menjelaskan kalau kebiasaan judi itu lahir dari lingkungan. Saat lingkungannya suka jago, ya dia suka jago. Mirip dengan kebiasaan anak sekarang, jika lingkungan suka main Mobile Legend, kemungkinan besar dia juga suka.
“Kalau sampean Mbah?” Saya lekas bertanya.
“Ya karena lingkungan, awalnya lihat, lama-lama ingin. Dua tahun jadi penjudi, selanjutnya jadi bandar. Menjiwai, karena memang suka.”
Kini setelah pindah tempat kerja, Mbah Nur sudah tidak seaktif dulu. Karena di lokasi baru tempat beliau bekerja, mayoritas masyarakat suka adu jago. Mbah Nur sendiri tidak tega melihat ayam sekarat, selain itu durasi adu jago itu lama, tidak secepat main dadu.
Reporter: Prima Ardiansah Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Soto Sapi EDS Wonosobo, Potongan Dagingnya Nggak Main-main dan liputan menarik lainnya di Susul.
Dampak Angin Muson di Indonesia
Keberadaan angin muson dari Benua Asia dan Benua Australia yang berhembus melewati wilayah Indonesia ini berdampak pada perubahan iklim tahunan di Indonesia, yakni musim kemarau dan musim penghujan. Hal ini karena angin muson yang bertiup berganti arah setiap setengah tahun sekali, atau satu periode musim.
SELAMAT DATANG DI MAXISTOTO ( MOHON USERNAME DAN PASWORD TIDAK DISAMAKAN UNTUK MENJAGA KEAMANAN AKUN )LINK ALTERNATIF : https://netizenid.com/CONTOH : masukan keyword MAXISTOTO dan klik temukan maka akan muncul link alternatif yang aktif.========================================PERHATIAN!!!
Untuk semua member MAXISTOTO yang melakukan deposit harap untuk TIDAK menuliskan BERITA keterangan apapun pada kolom berita transfer bank.
Untuk member yang transfer dengan mengisi BERITA keterangan, deposit nya TIDAK akan kita proses, dan akan kita proses REFUND kembali ke rekening anda.
Untuk informasi lebih jelas, silakan hubungi LIVECHAT resmi MAXISTOTO via website.
Terima Kasih, Salam Management LXGROUP.
SELAMAT DATANG DI MAXISTOTO ( MOHON USERNAME DAN PASWORD TIDAK DISAMAKAN UNTUK MENJAGA KEAMANAN AKUN )LINK ALTERNATIF : https://netizenid.com/CONTOH : masukan keyword MAXISTOTO dan klik temukan maka akan muncul link alternatif yang aktif.========================================PERHATIAN!!!
Untuk semua member MAXISTOTO yang melakukan deposit harap untuk TIDAK menuliskan BERITA keterangan apapun pada kolom berita transfer bank.
Untuk member yang transfer dengan mengisi BERITA keterangan, deposit nya TIDAK akan kita proses, dan akan kita proses REFUND kembali ke rekening anda.
Untuk informasi lebih jelas, silakan hubungi LIVECHAT resmi MAXISTOTO via website.
Terima Kasih, Salam Management LXGROUP.
SELAMAT DATANG DI MAXISTOTO ( MOHON USERNAME DAN PASWORD TIDAK DISAMAKAN UNTUK MENJAGA KEAMANAN AKUN )LINK ALTERNATIF : https://netizenid.com/CONTOH : masukan keyword MAXISTOTO dan klik temukan maka akan muncul link alternatif yang aktif.========================================PERHATIAN!!!
Untuk semua member MAXISTOTO yang melakukan deposit harap untuk TIDAK menuliskan BERITA keterangan apapun pada kolom berita transfer bank.
Untuk member yang transfer dengan mengisi BERITA keterangan, deposit nya TIDAK akan kita proses, dan akan kita proses REFUND kembali ke rekening anda.
Untuk informasi lebih jelas, silakan hubungi LIVECHAT resmi MAXISTOTO via website.
Terima Kasih, Salam Management LXGROUP.
Angin muson merupakan angin yang berhembus secara musiman. Keberadaan angin muson bagi Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia ini memiliki dampak terhadap perubahan iklim setiap tahunnya.
Lantas apa yang dimaksud dengan angin muson itu? Apa saja macam angin muson di Indonesia? Dan bagaimana dampak angin muson di Indonesia? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini:
Mengutip dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), angin muson disebut juga angin musim atau angin monsun. Angin muson adalah angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi secara periodik (6 bulan sekali).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia sebagai negara yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia juga berada di antara Samudra Hindia, Samudra Pasifik dan Laut China Selatan membuatnya mendapatkan dua macam angin muson. Ada angin monsun yang bertiup dari Benua Asia dan angin muson dari Benua Australia.